Entri Populer

Sabtu, 12 November 2011

Materi Tugas Gotong - Royong


KEGIATAN GOTONG  -ROYONG
DI KELURAHAN SAYANG KECAMATAN CIANJUR
KABUPATEN CIANJUR



Copy of FKIP NEW Yellow
 





MAKALAH
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas I


Oleh :
M.IRVAN ALDIANA
TINGKAT 1 B


PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
CIANJUR 2011
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Pendidikan Pancasila” di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam lingkungan Universitas Suryakancana Cianjur.
Materi yang ditulis dalam makalah ini adalah hasil dari ilustrasi penulis berdasarkan beberapa sumber dan kenyataan di lapangan serta dalam bentuk pengamalan pancasila dalam kehidupan.
Semoga makalah ini bermanfaat.



Cianjur, Oktober 2011



Penulis













DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................................
ii
BAB I.
PENDAHULUAN
1

A.
Latar Belakang Masalah ..................................................
1

B.
Tujuan Penulisan


C.
Rumusan Masalah

BAB II.
LANDASAN TEORITIS


A.
Makna Sila Persatuan Indonesia


B.
Pengertian Gotong-royong

BAB III
GAMBARAN UMUM KELURAHAN SAYANG


A.
Keadaan Geografis


B.
Aktivitas Sosial Masyarakat

BAB IV.
PEMBAHASAN


A.
Wujud Gotong-royong


B.
Faktor – faktor Pendorong Gotong – royong


C.
Faktor – faktor Penghambat Gotong – royong


D.
Upaya dan Peranan



1.
Peranan Masyarakat



2.
Peranan Tokoh



3.
Peranan Pemerintah

BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN


A.
Kesimpulan


B.
Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling membutuhkan satu sama lainnya dengan kegiatan gotong - royong.

B.     Tujuan Penulisan
  • Tujuan Meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat berdasarkan semangat kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan menuju pada penguatan, integritas sosial melalui kegiatan-kegiatan gotong royong.
  • Meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat, peran aktif masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab terhadap hasil-hasil pembangunan di Kelurahan Sayang – Cianjur.

C.     Rumusan Masalah
§  Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya bergotong-royong.
§  Masyarakat seakan acuh dan tidak peduli dengan kegiatan pembangunan di lingkungannya.















BAB II.
                                LANDASAN TEORITIS

A.    Makna Sila Persatuan Indonesia
     Sila Persatuan Indonesia, menempatkan manusia Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Menempatkan manusia Indonesia pada persatuan dan kesatuan, berarti manusia atau rakyat indonesia harus memiliki rasa saling memiliki dan membutuhkan satu dengan yang lainnya, sehingga akan tumbuh rasa persatuan dan kesatuan. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.

B.     Pengertian Gotong-royong
Gotong – royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan.
Adapun menurut sumber lain, Gotong royong Adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.

·         Keuntungan Bergotong-royong
1.      Tumbuh rasa persatuan dan kesatuan
2.      Akan timbul rasa kebersamaan yang haqiqi
3.      Pekerjaan lebih cepat dan ringan

BAB III
GAMBARAN UMUM KELURAHAN SAYANG

A.    Keadaan Geografis
Kelurahan Sayang terletak diantara dua sungai kecil, yaitu sungai cikaret dan sungai sayang. Di kelurahan sayang masih banyak hamparan sawah yang hijau dan tanah yang masih kosong sehingga nyaman untuk ditempati dan diadakan pembangunan-pembangunan untuk kemajuan daerah ini sendiri. Kelurahan Sayang ini terletak di pusat kota, namun jauh dari kesibukan dan aktivitas perekonomian masyarakat kota, sehingga menjadikan daerah ini sebagai daerah yang ideal untuk dihuni. Keadaan daerah yang ideal ini memicu masyarakat pendatang baik dari daerah maupun dari luar kota untuk bermukim dan membangun rumah di Kelurahan Sayang.

B.     Aktivitas Sosial Masyarakat
Aktifitas masyarakat di Kelurahan sayang berjalan seperti aktivitas masyarakat pada umumnya. Mayoritas masyarakat di Kelurahan Sayang adalah Pegawai Negeri, Tentara, Polisi. Ada juga yang bekerja di pabrik – pabrik swasta, petani, pedagang dan wiraswasta.

C.     Kehidupan Bergotong – royong di Masyarakat
Masyarakat di Kelurahan Sayang masih kurang menyadari pentingnya kebersamaan. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor kesibukan masing-masing dalam pekerjaannya. Perlu waktu yang lama untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan suatu kegiatan bersama, karena masih berpikir untuk menentukan waktu yang tepat dengan hari libur kerja masing-masing, hal ini menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan. Tikdak sedikit pula masyarakat yang hanya memilih memberi uang atau makanan untuk kegiatan gotong-royong dibandingkan dengan langsung ikut turut serta terjun ke kegiatan bergotong-royong.
D.    Keberadaan Sarana
Sarana untuk berbagai kegiatan sedikitnya sudah ada di Karang Taruna, seperti roda pengangkut, bak, cangkul, sapu lidi dan yang lainnya. Tetapi biasanya sarana itu bertambah ketika kegiatan akan dilakukan, karena setiap kegiatan mungkin berbeda pula bentuk sarana yang dibutuhkannya.

























BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Wujud Gotong-royong
Sebenarnya banyak kegiatan yang sering dilakukan secara bergotong – royong seperti kerja bakti kebersihan, kegiatan keagamaan seperti muludan dan rajaban, pembangunan masjid, pembangunan pos ronda dan masih banyak lagi lainnya.
Contoh yang pertama ialah pembangunan masjid, pembangunan masjid ini sangat di perlukan, mengingat masih sedikit masjid yang memenuhi kriteria untuk di pakai sholat jum’at berjamaah. Diantara permasalahannya ialah masjid terlaku kecil. Meskipun ada beberapa masjid yang memenuhi kriteria,tetapi itu belum cukup untuk menampung semua warga yang ingin melaksanakan kewajibannya untuk sholat jum’at.
Jumlah masyarakat atau warga di Kelurahan Sayang semakin lama semakin bertambah, ini dikarenakan banyak pendatang dari daerah terpencil dan dari luar kota yang bermukim dan membangun rumah di Kelurahan Sayang. Oleh karena itu, pembangunan masjid ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk beribadah.
Pembangunan masjid ini dilaksanakan secara bersama-sama (gotong – royong), sehingga pelaksanaannya menjadi cepat dan ringan. Berbagai tugas masing – masing dibagikan posnya, mulai dari tim pencari dana, pekerja dan pencari donatur ke berbagai perusahaan. Pekerjaan yang di targetkan dua bulan selesai ternyata satu bulan lebih telah selesai. Inilah salah satu keuntungan dari kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (gotong-royong).

Contoh yang kedua, ialah kerja bakti kebersihan. Masyarakat di Kelurahan sayang sadar betul bahwa kebersihan itu adalah keindahan, kedamaian dan kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman, maka dari itu pada saat diadakan kerja bakti kebersihan antusias warga masyarakan sangat tinggi. Antusias warga itu terlihat dari banyaknya warga masyarakat yang turun langsung ke lapangan untuk membersihkan sampah, rumput liar, memperbaiki selokan, dan masih banyak kegiatan lainnya. Dan ada juga warga masyarakat yang dengan sengaja dan ikhlas memberikan makanan dan minuman kepada warga lainnya yang sedang bekerja, sehingga rasa persatuan dan kebersamaannya pun menjadi semakin tinggi dan baik.

B.     Faktot – faktor Pendorong Gotong – royong
·         Manusia sebagai makhluk sosial.
·         Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan.
·         Adanya kesadaran saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama/umum.
·         Peningkatan/pemenuhan kesejahteraan
·         Usahaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan bersama.
·         Moral.

C.     Faktor –Faktor Penghambat dalam Gotong-royong
·         Ketidak sadaran manusia sebagai makluk sosial.
·         Adanya perbedaan pendapat.
·         Mementingkan urusan pribadi daripada kepentingan umum.
·         Ketidak mampuan dan ketidak percayadirian.
·         Kurangnya sosialisasi.

D.    Upaya dan Peranan
1.      Peranan Masyarakat
Masyarakat di kelurahan sayang sebenarnya sangat antusias jika ada kegiatan bersama (gotong-royong), namun mungkin karena faktor penghambat di atas tidak sedikit masyarakat yang tidak ikut serta dalam kegiatan. Perlu adanya perbaikan pada sistem masyarakat itu sendiri, hal ini dapat dilakukan oleh pemimpin seperti ketua RT, RW dan Lurah/Kades untuk lebih mengoptimalkan sosialisati tentang persatuan dan kebersamaan.

2.      Peranan Tokoh Masyarakat
Peranan tokoh di masyarakat kelurahan sayang sebenarnya sudah maksimal, mulai dari RT, tokoh agama sampai Kepala kelurahan. Peranan yang di berikan misalnya dalam bentuk sosialisasi. Misalnya, dari tokoh RT ada sosialisasi bahwa bergotong-royong adalah cerminan kerukunan antar tetangga, dari tokoh agama bahwa gotong-royong adalah ciri manusia yang patuh terhadap sunah rosul yaitu “sebaik-baiknya warga ialah warga yang bisa berkerja sama tanpa memandang suatu perbedaan” dan “bergotong-royonglah kamu dalam kebaikan dan jangan bergotong-royong kamu sekalian dalam keburukan”.

3.      Peranan Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah sudah mewadahi dan menyediakan sarana dan prasarana untuk berbagai kegiatan, diantaranya menyediakan gerobak pengangkut tambahan, memberikan alat kebersihan. Bahkan pemerintah sering menerjunkan langsung aparat pemerintahan seperti Polisi Militer untuk ikut serta dalam kegiatan itu, misalnya dalam kegiatan kerja bakti kebersihan.








BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Kita harus menyadari betul bahwa manusia itu sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Oleh sebab itu alangkah baiknnya antara manusia satu dengan yang lainnya itu ada suatu hubungan baik dalam hal apapun, sehingga ketika suatu saat membutuhkan bantuan orang lain itu tidak terjadi permasalahan yang tidak perlu.
Dalam melaksanakan atau melakukan suatu kegiatan baik yang bersifat untuk kepentingan umum sebaiknya dilakukan secara bersama atau bergotong-royong, supaya tumbuh rasa persatuan, rasa memiliki dan rasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.

B.     Saran
·         Perlu sering diadakannya suatu sosialisasi tentang gotong-royong untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.
·         Harus ada kegiatan rutin yang bersifat kebersamaan seperti kerja bakti baik dalam kegiatan kebersihan, pembangunan dan lain sebagainya.
·         Adanya sarana dan prasarana untuk kegiatan bersama (gotong-royong).
·         Peningkatan peranan tokoh.






DAFTAR PUSTAKA
http:// Mutmainah.blogspot.com/2010/skripsi.html
Rahman, Arief. 2004. Buku Wujud Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat. Jakarta : Pustaka Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar